Seorang
pria muda dan seorang gadis jatuh cinta. Namun karena sang pria berasal
dari keluarga miskin, hubungan mereka tidak direstui.
Namun
anak muda itu tidak hanya mengasihi kekasihnya, tapi juga orangtua
kekasihnya. Dan pada waktunya, orangtua sang gadis pun melihat bahwa ia
orang yang layak untuk putri mereka.
Tapi
ada masalah lain, pria muda itu seorang tentara. Ia dikirim ke luar
negeri selama setahun ketika peperangan pecah. Seminggu sebelum
berangkat, pria itu berlutut di depan kekasihnya dan bertanya, “Maukah kau menikah denganku?”
Dengan
air mata bahagia, sang kekasih pun mengangguk. Mereka pun berjanji,
ketika pria muda itu kembali satu tahun kemudian, mereka akan menikah.
Namun
sebuah tragedi terjadi. Beberapa hari setelah kepergian tentara muda,
sang gadis mengalami kecelakaan. Ketika ia terbangun di rumah sakit, ia
melihat ayah dan ibunya menangis. Segera saja ia tahu ada sesuatu yang
salah.
Gadis
itu menderita cidera otak. Bagian otak yang mengendalikan otot-otot
wajahnya telah rusak. Wajah cantiknya telah rusak. Ia menangis
sejadi-jadinya saat melihat dirinya di cermin.
“Kemarin aku cantik. Tapi hari ini, aku seperti monster,” gumamnya sambil menangis. Dan tubuhnya pun penuh luka yang begitu banyak.
Dengan
kesedihan, ia putuskan untuk melepaskan tunangannya dari janji yang
pernah mereka buat. Ia tahu lelaki itu tidak akan menginginkannya lagi
dan tidak akan mau melihatnya lagi.
Hampir satu tahun berlalu, tak satupun surat dari tentara muda itu yang dibalasnya. Ataupun menjawab teleponnya.
Dan setelah satu tahun berhasil ia lalui, sang Ibu masuk ke kamarnya dan berkata, “Kekasihmu sudah kembali dari perang.”
Malu bercampur takut, gadis itu berkata, “Ibu, jangan katakan padanya aku di sini.”
“Dia akan menikah,” kata sang Ibu sambil menyerahkan sebuah undangan pernikahan.
Hancurlah hati gadis itu. Ia benar-benar harus melupakan kekasihnya. Dan dengan sangat sedih, ia baca undangan pernikahan itu.
“Ibu, apa ini?” Ia terkejut saat melihat namanya di undangan pernikahan itu.
Saat itulah, seorang pemuda memasuki kamarnya. Dengan seikat bunga ditangannya, ia berlutut dan sekali lagi bertanya, “Maukah kau menikah denganku?”
Gadis itu menutupi wajahnya dengan tangan dan berkata, “Kau sudah melihat wajahku sekarang. Tak usah mengasihaniku!”
“Tanpa
izinmu, Ibu mengirimkan fotomu padaku. Ketika aku melihat fotomu, aku
menyadari bahwa tidak ada yang berubah. Kau masih orang yang sama. Kau
masih secantik biasanya. Karena aku mencintaimu,” kata pemuda itu sambil tersenyum.
“Cinta tidak melihat dengan mata, tetapi dengan pikiran.” – William Shakespeare
“I love you because you are beautiful. And you are beautiful because I love you.” - Anonymous
Tidak ada komentar:
Posting Komentar