my beautiful life

my beautiful life
Everybody is unique.

Minggu, 23 Oktober 2011

Murah itu Berkah

Begitu banyak operator selular di Indonesia sekarang, menjamur. Hampir seluruh masyarakat Indonesia memakai handphone. Mulai dari yang tua, muda, kaya, “kurang kaya”, anak sekolah ataupun yang putus sekolah, pokoknya hampir semua deh. Harga telepon selularpun sudah tidak semahal yang dulu, sudah banyak yang terjangkau oleh kalangan menengah ke bawah. Yang menjadi permasalahan sekarang bukan harga handphonenya, tapi tarif telekomunikasinya. Bukan rahasia lagi kalau masyarakat, termasuk saya, sering gonta-ganti operator. Hal itu bukan karena nomor yang diblokir atau nomor hpnya kurang unik, tapi karena tarifnya yang mahal. Saya sering gonta-ganti operator karena sudah tidak sanggup lagi menanggung tarifnya yang mahal. Saya ganti ke operator yang iklannya sedang gencar di tv. Biasanya saya ganti ke operator yang “katanya” murah. Tetapi, beberapa bulan kemudian saya ganti operator lagi karena tarif operator yang sebelumnya sudah mulai mahal. Tarif murah cuma saat promo, beberapa saat kemudian kembali normal seperti tarif operator lain alias mahal. Pengeluaran untuk membeli pulsa termasuk pengeluaran yang besar. Pengeluaran ini bukan pengeluaran per bulan, tapi per minggu. Pulsa merupakan pengeluaran pokok yang besar yang mau tak mau harus dibayar. Saya sebagai masyarakat awam, mahasiswa orang awam juga kan, sangat berharap sekali tarif telekomunikasi dimurahkan sehingga tidak menjadi momok yang menakutkan lagi. Saya yakin akan ada dampak positif yang nyata kalau tarif telekomunikasi murah, terutama dalam upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia.

Dampak pertama yang pasti akan terjadi kalau tarif telekomunikasi murah adalah hemat, masyarakat bisa lebih hemat. Pengeluaran bisa sedikit berkurang. Bayangkan saja kalau dalam satu keluarga terdiri dari lima orang, ayah, ibu, dan tiga anak yang masih sekolah. Masing-masing dari mereka punya hp. Anggap saja masing-masing menghabiskan pulsa Rp30.000 per bulan. Berarti pengeluaran untuk pulsa Rp150.000 per bulan. Pengeluaran itupun belum bisa dipastikan, bisa jadi lebih dari itu. Hal itu karena sekarang hp bukan lagi hanya sekadar untuk menelepon dan mengirim sms, hp juga bisa untuk ngenet. Hampir seluruh anak sekolah di Indonesia addicted by the internet, terutama facebook. Situs jejaring sosial itu hampir setiap hari diakses. Indonesia masuk dalam peringkat lima besar pengguna facebook terbanyak di dunia. Jadi, orang tua akan mengeluarkan uang ekstra “hanya” untuk pulsa. Kebutuhan yang lainpun masih banyak, termasuk kebutuhan sekolah anak-anak mereka. Kalau saja tarif telekomunikasi di Indonesia murah, setidaknya pengeluaran para orang tua bisa sedikit berkurang. Uang yang seharusnya dipakai untuk membeli pulsa bisa dipakai untuk keperluan lain yang lebih penting dan berguna daripada pulsa.

Dampak lainnya yaitu setiap warga negara Indonesia akan mempunyai hp. Mereka akan selalu keep in touch dengan orang yang mereka sayangi walaupun jarak mereka sangat jauh. Setiap masyarakat Indonesia mampu membeli hp karena harganya tidaklah begitu mahal, yang mahal justru tarif telekomunikasinya. Hp sudah ada dan tarif telekomunikasipun murah, komplitlah sudah. Para orang tua tidak perlu khawatir yang berlebihan lagi kalau anak mereka berada jauh dari jangkauan mereka. Para orang tua bisa menelepon anaknya setiap saat untuk memastikan keadaan anaknya. Ini penting sekali bagi anak yang kuliah di luar kota dan tinggal jauh dari orang tua. Sebagian besar orang tua khawatir akan anaknya kalau jauh dari mereka dan kadang tidak mengizinkan anaknya untuk pergi jauh dari mereka. Kalau tarif telekomunikasi murah, mereka bisa saling berkomunikasi setiap saat walaupun mereka sudah tidak bersama lagi.

Masih tentang keep in touch, tarif telekomunikasi untuk keluar negeri seharusnya sedikit lebih murah. Itu penting sekali untuk “pahlawan devisa” kita, para TKI. Para pahlawan kita itu tersebar di beberapa negara dan umumnya mereka terkendala dalam hal komunikasi. Berada begitu jauh dari orang terkasih dan putus komunikasi adalah hal yang sangat menyedihkan sekali. Berkomunikasi melalui surat ? Kelamaan. Kalau saja tarif komunikasi murah, mereka ataupun keluarga mereka akan mudah saling berkomunikasi. Dengan demikian, mereka bisa bekerja dengan tenang di sana dan keluarga mereka yang di Indonesia pun tidak khawatir akan keadaannya di sana.

Sebenarnya begitu banyak dampak positif dari tarif telekomunikasi yang murah terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Masyarakat bisa lebih hemat dan ekonomis dalam hal pengeluaran mingguan atau bulanan untuk pulsa. Uangnya bisa dipergunakan untuk keperluan lain yang mungkin lebih mendesak. Dengan tarif telekomunikasi yang murah pula, para orang tua tidak perlu lagi khawatir ketika anaknya kuliah di luar kota. Dengan demikian anak bisa lebh fokus menuntut ilmu dan menggapai cita-citanya demi kemajuan bangsa ini. Para TKI pun bisa lebih tenang mencari uang untuk hidup yang lebih baik di luar negeri sana karena tarif telekomunikasi yang murah. Keluarga merekapun tak perlu cemas tentang keadaannya karena mereka sering berkomunikasi. Akhirnya, tarif telekomunikasi yang murah benar-benar bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Semoga saja tarif telekomunikasi di negara kita yang tercinta ini memang benar-benar murah, bukan hanya tarif promo seperti yang di tv. Semoga saja. ^_^

Tidak ada komentar: