Surat Terakhir Buat (mantan) Pacarku
Bismillaahirrahmanirrahiim...
Asalamualaikum wr.wb,
Mantan pacarku yang disayangi Allah.
Puji dan syukur hanya milik dan untuk Allah Swt semata, salawat beriring salam semoga disampaikan-Nya kepada jujungan dan idola kita semua Rasulullah Saw. Tak henti-hentinya aku berdoa semoga kita termasuk hamba-hamba-Nya yang mendapat ridho dari-Nya dan selalu mendapat rahmat dan rahim dari-Nya.
Mantan pacarku, kau adalah kaum yang terhormat seperti halnya ibuku dan saudara-saudara perempuanku. Kau adalah tiang negara ini, yang dengan akhlakmu dapat mengokohkan maupun menghancurkannya. Kau adalah pendidik masa depan yang selalu menjadi harapan bangsa dan agama kita. Islam telah meninggikan derajatmu dan memuliakan kedudukanmu. Agama yang lurus ini telah menyuruhmu untuk menutup auratmu, agar terjaga kehormatan dan kesucianmu, agar engkau tidak diganggu oleh orang-orang yang ingin menodai kesucianmu.
Mantan pacarku, kau adalah makhluk Allah yang mulia, yang diciptakan dengan segala keindahan, bak bunga yang harum semerbak, yang selalu mengundang kumbang untuk selalu datang mendekat. Tapi keindahanmu hanya boleh menjadi milik seseorang yang telah dihalalkan Allah untukmu lewat syari’at-Nya yang suci dan selalu menjaga kesucianmu. Kau tak boleh dilihat sembarang mata, tak boleh disentuh sembarang tangan, tak boleh dibawa dan diajak bermain oleh sembarang laki-laki. Kau adalah saudaraku di jalan Allah yang harus selalu terjaga kesuciannya agar wanginya tetap semerbak.
Mantan pacarku yang diridhoi Allah, cintaku hanya milik Allah, Rasul-Nya, dan agama-Nya. Telah dituntunnya kita pada aturan yang lengkap tentang kehidupan ini, tentang bagaimana kita bergaul dan bermasyarakat. Tak pantas rasanya kita memelihara cinta semu yang ditunggangi oleh muasuh kita: syaitan la’natullah. Kita hanya boleh mencintai sebagai saudara dalam Islam, saling menyayangi hanya karena ikatan akidah yang bersih dan ukhwah kita. Seiring sejalan untuk tetap istiqomah di dalam aturan-Nya, tentu dengan cara-cara yang diridhoi-Nya.
Nah, terlalu panjang sudah suratku untukmu, semoga Allah Swt mengampuni dosaku, dosamu, dan dosa kita semua. Yang selama ini selalu menyalahi aturan-Nya karena kita telah merajut benang-benang kasih syaithani dalam kebersamaan kita. Marilah kita sama-sama bertekad untuk menyemai benih cinta kita di lahan yang telah disediakan-Nya untuk kita. Kita tumbuhkan dan kita pupuk rasa cinta itu hanya untuk kekasih abadi kita yaitu Allah Swt yang selalu membelai kita dengan rahman dan rahim-Nya. Untuk rasul-Nya dan berjihad di jalan-Nya.
Ya, Ukhti Fillah (insya Allah panggilan ini lebih tepat untukmu di sisi Allah), perlu ukhti ketahui bahwa surat ini kutulis untukmu bukan karena aku tidak mencintaimu lagi, bukan karena ketahuan oleh orang tuaku dan teman-temanku, atau aku mendapatkan penggantimu, tidak… tidak… sama sekali tidak. Tetapi hidayah dari-Nya yang membuatku jadi begini. Aku berharap semoga hidayah yang mahal dan terindah ini dapat terus kita jaga dan kita pertahankan keberadaannya. Aku berlindung kepada Allah dari segala bujuk rayu setan dan kerabat-kerabatnya. Aku mohon maaf atas segala kekhilafan yang pernah kulakukan terhadapmu dan semoga Yang Maha Kuasa mau menerima taubatku dan juga taubatmu. Billahi wabil taufik walhiidayah, Wassalamualaikum wr. Wb.
(Terinspirasi dari tulisan Ustadz Epi Santoso dengan perubahan seperlunya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar